welcome

welcome

Jumat, 25 Maret 2016

SYAIR

Ibunda berpesan telinga dengarkan
Suara indah seperti alunan
Ibunda beriman mencontohkan
Hati beta sudah arahkan

                                                       Hati beriman Tuhan senang
                                                       Godaan setan tak akan menang
                                                       Ibunda berkata dalam tenang
                                                       Beta dengar ibunda sayang

Orang beriman orang tak enggan
Jernih hati juga pikiran
Kekasih hati menanti di barisan
Calon pendamping idaman

                                                       Pesan ibunda jangan lalaikan
                                                       Biar tak sesal kemudian
                                                       Jadi beriman janganlah enggan
                                                       Biar tak lakukan yang bukan-bukan

Kamis, 24 Maret 2016

LIBURAN KE BANDUNG


      Suara gaduh di sekitarku membangunkan tidur lelahku. Perlahan kubuka mata dan samar terlihat orang-orang di bangku sekitar tempatku duduk telah sibuk berkemas. Sementara di samping kiriku Mama terlihat masih pulas dalam tidurnya. Dengan sedikit memburu kugoyang tubuh Mama. “Ma, bangun, Ma. Kita sudah sampai hotel.”, ucapku di telinganya keras-keras. Tante Tari yang duduk di bangku seberang tertawa kecil melihat kami. Mama yang masih setengah bingung segera melihat jam yang menunjukkan pukul empat. “Lama benar kita di jalan,” ucapnya setengah menggumam.
Ini Hotel Trio, salah satu hotel besar di Bandung. Hotel inilah yang akan kami inapi selama dua hari satu malam ini. Di ujung hotel terpampang spanduk yang berisikan ucapan selamat datang pada kami, rombongan Family Gathering STIE YKPN. Ya, ini adalah acara family gathering STIE YKPN, kampus tempat Mama bekerja. Meski judulnya Family Gathering, tapi hanya aku dan Mama yang bergabung dalam acara ini. Kakak dan Papa tidak ikut karena ada kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan.
          Lelah karena perjalanan panjang membuatku dan Mama segera masuk kamar kami, meninggalkan teman-teman Mama dan keluarga mereka yang masih sibuk membenahi barang mereka. Jam sudah hampir menunjukkan pukul setengah lima dan kami sudah harus siap berangkat berkeliling Bandung pada pukul delapan. Waktu yang tinggal tiga jam ini harus kami manfaatkan sebaiknya untuk mengumpulkan kembali tenaga yang terkuras dalam perjalanan.
          Ruang makan sudah hampir kosong ketika aku dan Mama turun untuk sarapan. Sebagian rombongan telah berkumpul di halaman untuk persiapan acara hari ini. Aku dan Mama mempercepat sarapan. “Kamu sih, Dek. Susah dibangunin. Jadi telat kita.” omel Mama di sela sarapannya. Aku hanya memamerkan senyum lebar sambil terus menyantap nasi goreng.
Pukul delapan lebih sedikit bus rombongan berangkat menuju Taman Bunga Nusantara yang terletak di Puncak, Bogor. Pemandangan sepanjang Bandung-Puncak yang indah menjadikan perjalanan dua jam ini terasa singkat. Tahu-tahu saja bus sudah memasuki arena parkir Taman Bunga Nusantara. Kami, rombongan besar STIE YKPN segera berhamburan menuju Taman Bunga Nusantara.
Taman Bunga Nusantara berisi bunga dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri. Semua bunga dan tanaman ditanam sedemikian rupa sehingga menghasilkan komposisi warna dan bentuk yang sangat menakjubkan. Dengan kamera masing-masing, kami saling berlagak menjadi fotografer dan model profesional. Tak satu pun sudut Taman yang lepas dari bidikan kamera kami.
Hari sudah beranjak sore ketika kami berangkat meninggalkan Taman Bunga Nusantara untuk kembali ke Hotel. Hari pertama di Bandung telah terlewati, sangat menyenangkan namun juga sangat melelahkan. Kakiku rasanya kaku-kaku sekali setelah hampir seharian berkeliling Taman yang luasnya berpuluh kali lipat lapangan sepak bola. Kami kembali ke Hotel Trio untuk istirahat. Kembali mengisi tenaga untuk mempersiapkan petualangan esok hari, TRANS Studio Bandung.
          Malam terasa begitu cepat dan tahu-tahu alarm dari HP Mama berbunyi nyaring. Rasa kantuk segera hilang setelah teringat kembali bahwa hari ini kami akan berpetualang di TRANS Studio Bandung. Aku segera mandi dan berkemas karena pagi ini juga kami akan check out dari hotel.
Ruang makan masih penuh saat kami turun untuk sarapan. Monic, anak teman Mama yang sebaya denganku memanggilku untuk bergabung di mejanya. Monic segera berbicara panjang lebar tentang wahana apa saja yang akan dicobanya nanti. Tampaknya dia sudah mengetahui banyak hal tentang TRANS Studio. Aku yang baru mengetahui tempat itu sekilas dari televisi tertarik sekali dengan berbagai wahana yang diceritakan oleh Monic.
Khayalan untuk mencoba semua wahana mendadak buyar ketika kami telah sampai di dalam studio. Pengunjung banyak sekali dan antrian panjang terjadi di hampir semua wahana. Aku dan Mama hanya mencoba beberapa wahana dan langsung menuju Mall Trans Studio karena malas mengantri. Mama membeli beberapa oleh-oleh pesanan Kakak dan Bapak. Menjelang sore rombongan kami kembali ke bus untuk meluncur ke Saung Angklung Mang Ujo. Sesampainya di saung angklung mang Ujo, kami disuguhi berbagai macam menu tradisional sunda seperti nasi uduk, sayur asem, sayur daun kates dengan lauk ikan asin.
Saung Angklung Mang Ujo adalah sanggar seni yang didirikan Mang Ujo untuk melestarikan budaya angklung. Semua rombongan family gathering diberi kesempatan untuk mencoba memainkan angklung setelah sebelumnya disajikan pertunjukan angklung. Dalam pertunjukan ini seluruh peserta diajari bagamana caranya memainkan alat musik yang benar dan bisa nenghasilkan suara yang indah. Setelah pertunjukan selesai, semua rombongan diajak melihat alat musik angklung di showroom Mang Ujo. Bagi pengunjung yang tertarik dengan alat musik angklung bisa membelinya.
          Adzan Maghrib tengah berkumandang ketika acara di Saung Angklung Mang Ujo selesai. Setelah menunggu rombongan melaksanakan ibadah sholat, bus segera meluncur menuju Yogyakarta. Di deretan toko oleh-oleh khas Bandung, bus berhenti. Mama mengajakku turun untuk membeli buah tangan untuk keluarga di rumah. Aku turun sambil malas-malasan karena kaki yang terasa begitu lelah setelah dua hari penuh untuk jalan-jalan. Mama membeli beberapa keranjang poeyem dan dodol bandung.
          Bus kembali berjalan ketika semua rombongan puas membawa oleh-olehnya masing-masing. Aku yang sudah terlalu lelah tidak lagi tertarik untuk menikmati pemandangan di kanan-kiri jalan. Selimut yang disediakan di bus segera kutarik, bersiap untuk tidur di sepanjang perjalanan.